Senin, 13 Februari 2012

Kisah Nyata Anak Durhaka dari Singapura


Sebuah Kisah Nyata dari Negeri tetangga
Singapura beberapa dekade lalu yang cukup
menghebohkan hingga Perdana Menteri saat itu,
Lee Kwan Yew senior turun tangan dan
mengeluarkan dekrit tentang orang lansia di
Singapura.

Dikisahkan ada orang kaya raya di sana mantan
Pengusaha sukses yang mengundurkan diri
dari dinia bisnis ketika istrinya meninggal dunia.
Jadilah ia single parent yang berusaha
membesarkan dan mendidik dengan baik anak
laki-laki satu-satunya hingga mampu mandiri
dan menjadi seorang Sarjana.

Kemudian setelah anak tunggalnya tersebut
menikah, ia minta ijin kepada ayahnya untuk
tinggal bersama di Apartemen Ayahnya yang
mewah dan besar. Dan ayahnya pun dengan
senang hati mengijinkan anak menantunya
tinggal bersama-sama dengannya. Terbayang
dibenak orangtua tersebut bahwa apartemen
nya yang luas dan mewah tersebut tidak akan
sepi, terlebih jika ia mempunya cucu. Betapa
bahagianya hati bapak tersebut bisa berkumpul
dan membagi kebahagiaan dengan anak dan
menantunya.

Pada mulanya terjadi komunikasi yang sangat
baik antara Ayah-Anak-Menantu yang membuat
Ayahnya yang sangat mencintai anak
tunggalnya itu tersebut tanpa sedikitpun ragu-
ragu mewariskankan seluruh harta kekayaan
termasuk apartment yang mereka tinggali,
dibaliknamakan ke anaknya itu melalui Notaris
terkenal di sana.

Tahun-tahun berlalu, seperti biasa, masalah
klasik dalam rumah tangga, jika anak menantu
tinggal seatap dengan orang tua, entah sebab
mengapa akhirnya pada suatu hari mereka
bertengkar hebat yang pada akhirnya, anaknya
tega mengusir sang Ayah keluar dari apartment
mereka yang ia warisi dari Ayahnya.

Karena seluruh hartanya, Apartemen, Saham,
Deposito, Emas dan uang tunai sudah diberikan
kepada anaknya, maka mulai hari itu dia
menjadi pengemis di Orchard Rd. Bayangkan,
orang kaya mantan pebisnis yang cukup
terkenal di Singapura tersebut, tiba-tiba menjadi
pengemis!

Suatu hari, tanpa disengaja melintas mantan
teman bisnisnya dulu dan memberikan
sedekah, dia langsung mengenali si ayah ini dan
menanyakan kepadanya, apakah ia teman
bisnisnya dulu. Tentu saja, si ayah malu
danmenjawab bukan, mungkin Anda salah
orang, katanya. Akan tetapi temannya curiga
dan yakin, bahwa orang tua yang mengemis di
Orchad Road itu adalah temannya yang sudah
beberapa lama tidak ada kabar beritanya.

Kemudian, temannya ini mengabarkan hal ini
kepada teman-temannya yang lain, dan mereka
akhirnya bersama-sama mendatangi orang
tersebut. Semua mantan sahabat karibnya
tersebut langsung yakin bahwa pengemis tua
itu adalah Mantan pebisnis kaya yang dulu
mereka kenal.

Dihadapan para sahabatnya, si ayah dengan
menangis tersedu-sedu, menceritakan semua
kejadian yang sudah dialaminya. Maka,
terjadilah kegemparan di sana, karena semua
orangtua di sana merasa sangat marah
terhadap anak yang sangat tidak bermoral itu.

Kegemparan berita tersebut akhirnya terdengar
sampai ke telinga PM Lee Kwan Yew Senior.

PM Lee sangat marah dan langsung memanggil
anak dan menantu durhaka tersebut. Mereka
dimaki-maki dan dimarahi habis-habisan oleh
PM Lee dan PM Lee mengatakan "Sungguh
sangat memalukan bahwa di Singapura ada
anak durhaka seperti kalian" .

Lalu PM Lee memanggil sang Notaris dan saat
itu juga surat warisan itu dibatalkan demi
hukum! Dan surat warisan yang sudah
baliknama ke atas nama anaknya tersebut
disobek-sobek oleh PM Lee. Sehingga semua
harta milik yang sudah diwariskan tersebut
kembali ke atas nama Ayahnya, bahkan sejak
saat itu anak menantu itu dilarang masuk ke
Apartment ayahnya.

Mr Lee Kwan Yew ini ternyata terkenal sebagai
orang yang sangat berbakti kepada
orangtuanya dan menghargai para lanjut usia
(lansia). Sehingga, agar kejadian serupa tidak
terulang lagi, Mr Lee mengeluarkan Kebijakan /
Dekrit yaitu "Larangan kepada para orangtua
untuk tidak mengwariskan harta bendanya
kepada siapapun sebelum mereka meninggal.

Kemudian, agar para lansia itu tetap dihormati
dan dihargai hingga akhir hayatnya, maka dia
buat Kebijakan berupa Dekrit lagi, yaitu agar
semua Perusahaan Negara dan swasta di
Singapura memberi pekerjaan kepada para
lansia. Agar para lansia ini tidak tergantung
kepada anak menantunya dan mempunyai
penghasilan sendiri dan mereka sangat bangga
bisa memberi angpao kepada cucu-cucunya
dari hasil keringat mereka sendiri selama 1 tahun
bekerja.

Anda tidak perlu heran jika Anda pergi ke Toilet
di Changi Airport, Mall, Restaurant, Petugas
cleaning service adalah para lansia. Jadi selain
para lansia itu juga bahagia karena di usia tua
mereka masih bisa bekerja, juga mereka bisa
bersosialisasi dan sehat karena banyak
bergerak. Satu lagi sebagaimana di negeri maju
lainnya, PM Lee juga memberikan pendidikan
sosial yang sangat bagus buat anak-anak dan
remaja di sana, bahwa pekerjaan
membersihkan toilet, meja makan diresto
dsbnya itu bukan pekerjaan hina, sehingga
anak-anak tsb dari kecil diajarkan untuk tahu
menghargai orang yang lebih tua, siapapun
mereka dan apapun profesinya.
Sebaliknya, Anak di sana dididik menjadi bijak
dan terus memelihara rasa hormat dan sayang
kepada orangtuanya, apapun kondisi
orangtuanya.
Meskipun orangtua mereka sudah tidak
sanggup duduk atau berdiri,atau mungkin
sudah selamanya terbaring diatas tempat tidur,
mereka harus tetap menghormatinya dengan
cara merawatnya.

Mereka, warganegara Singapura seolah
diingatkan oleh PM Lee agar selalu mengenang
saat mereka masih balita, orangtua merekalah
yang membersihkan tubuh mereka dari semua
bentuk kotoran, juga yang memberi makan dan
kadang menyuapinya dengan tangan mereka
sendiri, dan menggendongnya kala mereka
menangis meski dini hari dan merawatnya
ketika mereka sakit.

Bagaimana dengan Indonesia?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar